Posting ini saya dedikasikan dalam rangka Hari Pahlawan 10 November.Sekarang ini, mayoritas orang cenderung memngekor, mengikuti orang lain,
berusaha meniru dan menjadi orang lain. Parahnya lagi, mayoritas orang
(mungkin termasuk saya sendiri) lebih sulit menjawab ketika ditanya
seperti apa dirimu? Apa potensi yang kamu miliki? Apa kekuranganmu?
Hidupmu mau dibawa kemana?
Kita bisa melihat bagaimana orang kemudian mengidolakan orang-orang yang
terkenal, termasuk selebritis dan mengikuti semua tingkah polah mereka
tanpa arah dan tujuan, tanpa melihat mana yang baik dan mana yang buruk.
Model rambut, cara berpakaian, bahkan cara hidup sering memaksakan diri
mengikuti idolanya. Padahal jelas kemampuan dan kondisinya berbeda. Tak
jarang terjerumus kepada menyalahkan nasib yang artinya menyalahkan
Sang Pencipta karena ‘kekurangan’ yang dia miliki. Padahal lupa
bersyukur bahwa dalam setiap diri Allah juga menitipkan ‘kelebihan’.
Tidak sadar apa kelebihan kita? Itu karena lebih fokus pada kekurangan.
Jangan terlalu berharap pada orang lain. Kadang mereka tak ada ketika kamu butuh, dan kamu harus jadi Pahlawan bagi dirimu sendiri. Jadilah dirimu sendiri, seseorang yang sesuai dengan kata hati, bukan seseorang yang ingin dilihat baik oleh orang lain. Ketika seseorang mengatakan hal yang buruk tentang dirimu, menghina, menjelek-jelekkan dirimu, sesungguhnya dia juga sedang menunjukkan bahwa dia tidak lebih baik darimu.
Jadilah dirimu sendiri, seseorang yg sesuai dengan kata hati, ... Jangan pernah merasa dirimu tak cukup baik, karena bagi seseorang, kamu adalah yg terbaik. Jangan terlalu berharap pd orang lain. Kadang mereka tak ada ketika kamu butuh, dan kamu harus jadi Pahlwan bagi dirimu sendiri.
Jadilah dirimu sendiri, seseorang yg sesuai dengan kata hati, ... Jangan pernah merasa dirimu tak cukup baik, karena bagi seseorang, kamu adalah yg terbaik. Jangan terlalu berharap pd orang lain. Kadang mereka tak ada ketika kamu butuh, dan kamu harus jadi Pahlwan bagi dirimu sendiri.
Daripada terus memikirkan hal buruk yang mungkin terjadi dalam hidupmu, lebih baik bersyukur akan hal baik yang telah menghiasi harimu. Ketika kamu berharap yang terbaik namun ternyata kamu hanya mendapat yang biasa-biasa saja, bersyukurlah karena kamu tidak menjadi yang terburuk. Kalau kamu menjadi yang terburuk, maka bersyukurlah karena kamu telah memberi kesenangan kepada orang lain untuk menjadi lebih baik daripada kamu.
Kata
salah seorang teman, kalaupun kita tidak menjadi pohon kokoh dan rindang
yang mengayomi, cukuplah menjadi semak berkayu yang mengamankan. jika
tak bisa jadi semak kayu, cukuplah menjadi rumput yang lembut yang
mengamankan dan memantapkan pijakan kaki.
Bagaimana dengan kita? Sudahkah kita mengenali potensi, kelebihan dan
kekurangan kita? Sudahkah beramal dan bekerja sesuai dengan potensi
yang kita miliki. Ayo, kita gali diri kita lebih dalam, agar kita bisa
menanam tanaman yang tepat, bermanfaat dan menjadi yang terbaik dari dan
bagi diri kita. Dengan begitu, kita akan menjadi pahlawan, pahlawan
bagi diri kita yang menyelamatkan dari kesia-siaan hidup.
Fokuskan untuk mensyukuri nikmatNya yang ada pada diri kita, maka hati menjadi tenang dan bahagia, dan semangat
0 komentar:
Post a Comment